Press Conference Confirm Pasien Positif Covid-19 Pertama di Bondowoso Oleh Kepala Dinas Kesehatan Bondowoso

Pada Hari Senin (06/04/2020) pukul 08.45 WIB, Dinas Kesehatan Bondowoso mengadakan kegiatan press conference mengenai Confirm Positif Covid-19 pertama di Bondowoso. Kegiatan ini dihadiri oleh beberapa media massa di Bondowoso. Press conference ini diadakan dengan maksud agar info yang didapatkan oleh masyarakat bersumber dari satu pintu sehingga tidak banyak informasi, spekulasi, interpretasi yang salah di kalangan masyarakat.

Kepala Dinas Kesehatan, dr. Mohammad Imron, menyatakan bahwa pasien pertama yang positif covid-19 ini adalah salah satu tenaga yang dikirim pemerintah Bondowoso untuk mendampingi pelatihan calon jamaah haji di Surabaya pada 9 Maret 2020 sampai dengan 18 Maret 2020. Tenaga yang dikirim terdiri dari 7 orang. 5 orang diantaranya terdiri dari dokter dan perawat sedangkan 2 lainnya adalah pendamping pelatihan calon jamaah haji yang berasal dari Kemenag Bondowoso. 7 orang tersebut sudah menjalani rapid test dan hasil rapid test 2 orang dinyatakan positif. 2 orang tersebut adalah tenaga perawat dan tenaga Kemenag Bondowoso yang berdomisili di Situbondo. Setelah rapid test positif kemudian dilanjutkan dengan swab test. Untuk tenaga kesehatan (perawat) yang berasal dari Desa Bukor, Kecamatan Wringin hasil swab testnya confirm positif.

Pasien Positif tersebut sudah menjalani isolasi mandiri selama 14 hari sejak datang dari pelatihan dan tidak berhubungan erat dengan keluarga. Pasien hanya menemui petugas puskesmas berjumlah 2 orang yang hari ini akan dilakukan rapid test terhadap mereka. Kontak erat pasien positif yakni istri dan 2 anaknya sudah dilakukan tes rapid dan hasilnya adalah negatif. Jadi tidak ada kontaminasi penularan terhadap istri dan 2 anaknya tersebut. Namun demikian akan dilakukan 10 hari lagi tes rapid ulang terhadap anggota keluarga tersebut.

Pada kemarin lusa hasil pemeriksaan Litbangkes terhadap pasien positif terebut keluar dan kemarin sore dinyatakan bahwa hasilnya adalah konfirmasi positif. Pasien Positif tersebut saat ini kondisinya stabil baik secara fisik maupun kesehatan dan saat ini sudah mendapatkan perawatan di RSU dr. Koesnadi. Hari ini atau besok akan dilakukan pemeriksaan swab ulang terhadap pasien tersebut untuk konfirmasi lebih lanjut dan jika ada hasil yang negatif maka pasien akan dipulangkan. Pasien ini termasuk kedalam tipe pasien OTG (Orang Tanpa Gejala) karena kondisinya stabil dan awalnya negatif namun pernah terpapar erat dengan pasien positif.

Pada press conference ini juga diluruskan mengenai berita-berita yang beredar di masyarakat. Salah satunya  adalah berita bahwa ayah dari pasien positif tersebut sudah bersalaman dengannya dan telah melakukan sholat jumat di masjid. Namun berita itu tidak benar karena pasien sudah mengisolasi diri tanpa melakukan kontak sama sekali. Selain itu berita tentang lockdown di Desa Bukor tidak benar karena sampai saat ini belum ada desa manapun di Bondowoso yang menerapkan lockdown dan sangat tidak dimungkinkan jika tingkat desa melakukan lockdown akan tetapi hanya menerapkan batasan-batasan seperti physical distancing.

Selain itu, dr. Mohammad Imron juga menginformasikan bahwa 720 ODP dan jumlah tersebut akhir-akhir ini meningkat drastis setelah para santri datang dari pondok-pondok di luar kota. Sampai saat ini masih 83,47% ODP yang masih dalam pemantauan dan 16,53% yang sudah selesai pemantauan. Sampai tanggal 5 April 2020 telah diketahui terdapat 1 PDP. Hasil tes 1 orang PDP tersebut sudah keluar dan sudah dinyatakan sembuh setelah menjalani isolasi mandiri.

dr. Mohammad Imron juga berpesan pada masyarakat Bondowoso bahwa penyakit ini bukanlah sesuatu untuk dibully dan dikucilkan. Tetangga-tetangga tidak perlu jaga jarak ataupun mengasingkan karena para ODP, PDP, dan pasien positif sudah dalam penanganan medis sehingga masayarakat diminta untuk lebih mempercayai para tenaga medis. Mari kita bantu orang-orang di sekitar kita untuk lebih teredukasi mengenai pentingnya physical distancing serta lebih baik di rumah dan senantiasa menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat. Dan yang penting adalah hilangkan stigma bahwa jika terkena covid-19 pasti akan mati.

 

7 Responses
  1. Ermadi

    Moga lekas sembuh pasiennya, perlu dukungan moral dari semua pihak…….Semoga nakes yang melayani selalu diberikan keuatan dan kesehatan yang prima…..ammin

  2. Sudah tau lagi bahayanya covid 19,masih aja ke surabaya buat dampingi pelatihan haji hadehh.lagian jamaah haji sudah tidunda masih aja maksa ke luar kota.who aja nyuruh physical distancing malah ga nurut.kalo udah gini 1 orang kena kan 1 kota yg awalnya zona kuning jadi merah,warga pun otomatis ya resah

Leave a Reply to admin dinkes Cancel Reply