Hari Kamis (7/5/2020) Kepala Dinas Kesehatan Bondowoso yang juga selaku Juru Bicara Covid-19 Kabupaten Bondowoso menyampaikan update terkiniĀ kondisi Covid-19 di Kabupaten Bondowoso. Sampai saat ini, 7 Mei 2020, data yang masuk per jam 13.00 yaitu jumlah Orang dalam Pantauan (ODP) sebanyak 1024. Angka tersebut berkurang 1 orang dari tanggal 6 Mei karena salah satu ODP hasil tes swab nya dinyatakan positif Covid-19. Dari 1024 ODP sebanyak 150 orang masih dalam proses pemantauan. Dan 874 orang selesai masa pantau serta dinyatakan tidak ada indikasi atau gejala Covid-19.
Jumlah Pasien dalam Pengawasan (PDP) meningkat menjadi 8 orang. Sebanyak 2 diantaranya dirawat di rumah sakit, 3 orang isolasi mandiri dan dalam keadaan sehat serta 3 orang lainnya dinyatakan sembuh. Dua orang yang rawat inap tersebut yaitu 1 orang dirawat di Rumah Sakit Situbondo dan 1 orang dirawat di rumah sakit swasta Jember.
Kemudian untuk pasien yang dinyatakan positif pada 6 Mei 2020 kemarin sudah terlebih dahulu dirilis Pemprov Jawa Timur sejumlah 3 orang karena jadwal rilis Pemprov yaitu jam 6 sore sedangkan di Bondowoso jam 1 siang sehingga jumlah di Bondowoso masih 2 karena baru dirilis hari ini. Hal tersebut tentu sangat wajar karena data sudah valid dan pasti akan terus diperbarui. Seperti yang telah diinformasikan sebelumnya bahwa pasien ke-1 dari Wringin sudah dinyatakan sembuh dan informasi terbaru yaitu pasien ke-2 dari Nangkaan, ibu berinisial D sudah dinyatakan sembuh. Dan 1 tambahan pasien yang positif swab adalah putri dari pasien positif ke-2. Secara kondisi umum pasien ke-3 fisiknya sehat dan tidak ada keluhan dan sesuai prosedur harus diisolasi dan menunggu tes swab selanjutnya.
Perkembangan terkait jumlah Orang Dengan Resiko (ODR) sampai 7 Mei 2020 jumlah totalnya adalah 12.500 orang, 10.448 diantaranya sudah selesai pemantauan dan 2.052 masih dalam proses pemantauan.
Perkembangan terkait jumlah dan sebaran Rapid test atau RDT dengan hasil reaktif sampai 7 Mei 2020 sebanyak 27 orang yang sebagian besar adalah kontak erat atau pasien yg langsung datang ke rumah sakit umum atau swasta dan dilakukan rapid dengan hasil reaktif. Sebaran dari warga yang hasil rapid tes nya reaktif ini ada di 11 kecamatan yaitu Klabang, Wringin, Tegalampel, Wonosari, Pujer, Tlogosari, Grujugan, Maesan, dan kecamatan kota dari 3 kelurahan.
Agar tidak ada kekhawatiran di masyarakat kami mennginformasikan bahwa kasus positif Covid-19 di Bondowoso ini masih 2 cluster. Cluster 1 yaitu kasus Sukolilo atau pelatihan sebagai petugas haji. Cluster 2 yaitu cluster keluarga di Nangkaan yg di press release sebelumnya belum bisa dipastikan penyebabnya karena memang mobilitas antar kota keluarga tersebut sangat tinggi. Perlu diperjelas bahwa bukan berarti sumber nya ada di Nangkaan tetapi karena keluarga tersebut mobilitasnya dari kota ke kota tinggi.
Untuk kasus yang paling banyak reaktif adalah sampai saat ini adalah cluster dari ponpes Al-Fatah Temboro Kabupaten Magetan. Santri yang kediamannya di Tegalampel menunjukkan hasil rapid pertama non reaktif dan kedua reaktif. Saat ini 3 santri yang menunjukkan hasil rapid reaktif diisolasi di Klinik Paru yang terdiri dari 2 santri asal Maesan 1 santri asal Tegalampel. Selain itu saat ini keluarga dari pasien positif ke-3 yang menunjukkan hasil rapid tes reaktif juga diisolasi di Klinik Paru yang berjumlah 3 orang (Suami, Istri, Anak 2 tahun).
Perlu kami himbau lagi kepada masyarakat terkait informasi-informasi yang beredar jangan langsung panik. Terdapat berita mengenai ditutupnya masjid di Tegalampel yang dekat dengan kediaman santri dengan hasil rapid tes reaktif, namun setelah ditelusuri kepada takmirnya masjid tersebut ditutup sementara karena akan disemprot disinfektan. Kami juga memohon kepada seluruh masyarakat untuk selalu mematuhi peraturan dari pemerintah. Seperti yang telah dihimbau pada surat edaran Bupati Bondowoso, di bulan ramadhan ini jamaah di masjid/mushola harus menerapkan jarak 1 meter antar shaf dan wajib memakai masker. Perang sebetulnya adalah di lapangan bukan di faskes. Karena di lapangan ini upaya memutus penularan bisa maksimal. Jika tidak penularan akan semakin tinggi.