Rembuk Stunting Kabupaten Bondowoso Tahun 2021

Berkomitmen dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat melalui pencegahan dan penanggulangan stunting, Pemerintah Kabupaten Bondowoso menggelar acara Rembuk Stunting Kabupaten Bondowoso Tahun 2021. Kegiatan tersebut dilaksanakan pada hari Rabu, 24 Maret 2021 di Pendopo Bupati Kabupaten Bondowoso. Acara diawali dengan laporan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Bondowoso, dr. Mohammad Imron, M.MKes. Dilanjutkan sambutan Bupati Bondowoso, Drs. KH. Salwa Arifin. Kemudian dilanjutkan dengan paparan materi stunting oleh Yudhi A dari TA Pool – INEY LGCB ASR Regional 3, dan juga paparan materi oleh Kepala Bappeda Kabupaten Bondowoso.Dra. Hj. Farida, M.Si.

Berdasarkan laporan dari Kadinkes Kabupaten Bondowoso, pada Tahun 2021 ini telah ditentukan 17 desa lokus pencegahan dan penanggulangan stunting untuk tahun 2022 yaitu sebagai berikut:

  • Kecamatan Ijen: desa Kalianyar
  • Kecamatan Klabang: desa Besuk
  • Kecamatan Pujer ada 7 desa: Sukokerto, Alas sumur, Mengok, Maskuning Wetan, Maskuning Kulon, Mangli dan Sukowono
  • Kecamatan Botolinggo ada 2 desa: Gayam Lor dan Botolinggo
  • Kecamatan Maesan: desa Maesan
  • Kecamatan Tenggarang: desa Tangsil Kulon
  • Kecamatan Tegalampel: desa Klabang
  • Kecamatan Sukosari ada 2 desa: Pecalongan dan Kerang
  • Kecamatan Binakal: desa Jeruk Sok sok

Adapun data prevalensi stunting Balita di Kabupaten Bondowoso, dari hasil Bulan Timbang bulan Pebruari 2019 adalah 17,54 % , bulan Timbang bulan Agustus 2019 adalah 14,59 % , hasil bulan timbang bulan Februari 2020 adalah 13,1 % serta hasil bulan timbang Agustus 2020 adalah 12,23 %. Hal ini menunjukan bahawa prevalensi Stunting di Kabupaten Bondowoso sudah menunjukkan penurunan yang sangat signifikan yaitu > 4 % dari target yang di tentukan dalam setahun.

Untuk Angka Kematian Ibu dan Bayi tahun 2020 jumlah kematian ibu ada 19 kematian ( 177,4/100.000 KH) sedangkan jumlah kematian bayi yaitu 168 kematian  (15,6/1000KH ). Yang masih menjadi permasalahan di Kabupaten Bondowoso adalah akses air bersih yaitu 73,54%,  dan akses jamban 75,59 %, dan jumlah desa yang sudah ODF masih 94 desa (42,92%). Diharapkan masyarakat dapat bersama-sama mewujudkan Kabupaten Sehat 100% akses air bersih, 0% perumahan kumuh, 100% akses jamban. Sehingga bisa mewujudkan program pencegahan dan penanggulangan stunting, percepatan penurunan AKI/AKB, dan Kabupaten sehat dapat tercapai sekaligus.

Pada sambutan dari Bapak Bupati Bondowoso, disampaikan bahwa pemerintah melalui Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPMJN) 2020-2024,  menetapkan target angka stunting nasional sebesar 14 % pada tahun 2024.

Hasil Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) 2018 menunjukkan bahwa prevalensi stunting di Provinsi Jawa Timur adalah 32,5 %. Sedangkan prevalensi stunting di Kabupaten Bondowoso berdasarkan hasil RISKESDAS tahun 2013 adalah 56,4 % dan riskesdas tahun 2018 adalah 38 %. Hal ini menunjukkan adanya penurunan prevalensi stunting sebesar 18,4 %. Tetapi prevalensi stunting di Kabupaten Bondowoso masih lebih tinggi dibanding dengan Jawa Timur.

Dari hasil analisis data tahun 2020 yang di lakukan oleh Tim Penanganan dan Pencegahan Stunting kabupaten bondowoso didapatkan 17 desa di Kabupaten Bondowoso dengan jumlah prevalensi balita stunting yang cukup tinggi, ini yang nantinya akan menjadi lokus intervensi pada tahun 2022.

Bupati Bondowoso mengajak kita semua bersama untuk mencegah dan menanggulangi stunting sesuai tupoksi masing-masing melalui intervensi spesifik dan sensitif. Persoalan ini bukan menjadi tugas bidang kesehatan saja , tetapi tugas kita semua demi mewujudkan generasi penerus yg sehat dan cerdas.

Leave a Reply